Selasa, 26 Juli 2011

Lighting part 2

Lighting berdasarkan posisi cahaya.

I. Posisi Titik Cahaya
Ada beberapa posisi dasar dari penempatan titik cahaya. Berdasarkan titik tersebut dapat dihasilkan foto dengan kesan yang berbeda-beda, sesuai dengan fungsinya. Pada bagian ini akan dibahas posisi-posisi tersebut, jadi selamat menikmati.

img694.imageshack.us/img694/4130/posisimix.jpg
Keterangan :
1. Front Light
2. Side Light
3. Graze Light
4. Back Light
5. Top Light
6. Base Light

Setelah kita mengetahui posisi-posisi tersebut, mari kita bahas bagaimana fungsinya dan foto yang dihasilkan darinya.

1. Front Light
Front light adalah posisi sumber cahaya yg berada di bagian depan objek. Pada umumnya berada di 0o – 15o (kiri-kanan) nya. Cahaya ini bagus untuk memunculkan detail, namun hasil fotonya akan cenderung datar.

img21.imageshack.us/img21/2078/frontlight2resize.jpg


2. Side Light
Side light adalah posisi sumber cahaya yg berada di bagian depan atau belakang objek, mirip front light namun agak ke samping. Pada umumnya berada di 45o (kiri-kanan-depan-belakang) objek. Cahaya ini bisa menghasilkan bayangan, sehingga ada bagian gelap-terangnya. Dengan pengaturan yang optimal, bisa menghasilkan kontras dan juga dimensi pada foto.

img219.imageshack.us/img219/4238/sidelight2resize.jpg


3. Graze Light
Side light adalah posisi sumber cahaya yg berada di bagian s objek, yaitu 90o dari objek. Cahaya ini menghasilkan bagian gelap-terang yang sangat kuat. Digunakan untuk efek-efek tertentu.

img402.imageshack.us/img402/1396/grazelight2resize.jpg


4. Back Light
Sesuai namanya, back light adalah titik cahaya yg berada di belakang objek. Posisinya sama dengan front light, hanya saja berada di belakang. Cahaya ini digunakan umumnya untuk rim light atau aksen sehingga fto lebih berdimensi.

img691.imageshack.us/img691/3347/backlight2resize.jpg

5. Top Light
Top light berada di atas objek. Pemasangannya bisa menggunakan boomstand atau ceiling track. Fungsi dari cahaya ini untuk hairlight ataupun aksen.

img828.imageshack.us/img828/6087/toplight2.jpg


6. Base light
Base light adalah titik cahaya yang berada di bawah objek. BIasanya cahaya ini digunakan untuk menghasilkan kesan misterius. Jika digabungkan dengan cahaya yang lain bisa berfungsi sebagai aksen atau rim light yang berasala dari bawah.

Fungsi dari posisi titik cahaya yang disebutkan tersebut tidaklah baku. Rekan-rekan dapat bereksperimen sehingga dapat menghasilkan foto-foto yang unik. Penggunaan titik cahaya tidak hanya dari 1 posisi, namun bisa jg digabungkan. Hal tersebut disebut Mix Light.

II. Mix Light

Mix light prinsipnya menggabungkan cahaya dari beberapa titik cahaya. Tentunya ada 2 cara dalam penerapannya, yaitu yang diukur dan tidak diukur. Dalam hal ini saya akan membahas yang diukur, sebab dalam konteks edukasi. Pengukuran diperlukan untuk rasio cahaya, seberapa kuat intensitas cahaya, jarak, bukaan serta speed akan memengaruhi hasil.

Pada awalnya kita perlu mengenal yang dinamakan lightmeter. Sesuai namanya lightmeter digunakan untuk mengukur kekuatan atau intensitas cahaya. Ada 3 mode dalam lightmeter, yaitu ambience, cord & non-cord. Ambience adalah system pengukuran cahaya yang sama dengan yang terdapat pada kamera. Cord dan Non-Cord adalah sama-sama pengukuran cahaya yang dihasilkan oleh flash external pada saat menembakan cahaya, perbedaannya adalah cord itu menggunakan kabel syncro dan non-cord tidak.

www.eastcoastphoto.com/images/small/M8058103.jpg

Pertama, kita bisa menentukan ASA yang diinginkan, misalnya 200. Kedua orientasi kita. Maksudnya apakah kita mau mengukur cahaya berdasarkan kecepatan atau bukaan. Contohnya jika kita mengukur berdasarkan kecepatan, misalnya s=1/30, maka pada saat flash ditembakan maka bukaan akan disesuaikan oleh flashmeter. Jika orientasi terhadap bukaan, maka sebaliknya.

Orientasi ini diperlukan jika kita ingin mendapatkan cahaya yg rata antara objek dengan background, maka speed diperlambat, jika ingin objeknya saja yang diterangi, maka speed dipercepat, sebab shutter akan menutup sebelum cahaya tiba di background. Orientasi terhadap bukaan diperlukan jika kita menginginkan deep of field.

Dari contoh tersebut mungkin sudah cukup tebayang bagaimana penggunaan lightmeter ini. Selanjutnya kita umpamakan menggunakan 2 buah lampu demngan posisi front light dan back light. Front light kita buat sebagai main lightnya, maka pengukuran pada lampu tersebut kita pasang pada kamera (misalnya dengan speed 1/30s mendapatkan f/5.6). Setelah itu kita ukur back lightnya dengan ratio 1:2, artinya jika pada main light mendapatkan f/5,6 maka back light mesti f/8. Untuk perihal stop, bisa lihat BAB I.

*mungkin akan lebih jelas jika langsung praktek… Grin

Front light – Back Light

img607.imageshack.us/img607/2184/frontbackresize.jpg


Front light – Top Light

img199.imageshack.us/img199/1808/fronttopresize.jpg



Graze light – Back Light

img855.imageshack.us/img855/2206/grazebackresize.jpg

Graze light – Top Light

img825.imageshack.us/img825/2614/grazetopresize.jpg

Penulis Garang; Sumber artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar